•  02 Maret 2010
  •    
  •  477
Sri Sultan HB X Adakan Kunjungan Kerja di Bantul
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengadakan kunjungan ke Pemkab Bantul, Senin (1/3). Dalam kunjungannya Gubernur membahas beberapa hal strategis dalam pembangunan di Bantul yang mempunyai kaitannya dengan program Propinsi DIY. Sehingga bisa dicarikan solusi bersama jika ada kendala atau permasalahan. Diantara masalah yang dibicarakan adalah rencana pembangunan Jalan Lintas Selatan ( JLS), Pengembangan Kawasan Pantai Selatan, Pengembangan Kawasan Satu Produk, Pengembangan Perbenihan tanaman pangan. Pembahasan program pembangunan diikuti oleh jajaran Kepala SKPD, serta jajaran pejabat terkait dari Pemprop DIY.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Bantul Drs HM Idham Samawi mengungkapkan beberapa program yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam membangun. Diantaranya lewat program-program pengentasan kemiskinan, pertanian, kesehatan, kerajinan, serta pengembangan pasar tradisional.

Khusus mengenai pengembangan Jalan Lintas Selatan memang harus segera dilaksanakan dan ada kepastian mengingat fungsi strategisnya untuk pengembangan wilayah selatan. Mengingat sepertiga masyarakat Jawa tinggal di kawasan ini sehingga nantinya akan memudahkan transportasi dan akses distribusi barang. Serta diharapkan akan mengurangi kepadatan jalur utara, kata Sultan. Untuk itu Sultan menghimbau agar segera direncanakan dengan baik, dan ada kepastian kapan dibangun dengan sharing pendanaan dari APBD Kabupaten, dan Propinsi.

Mengenai pengembangan kawasan satu produk, Sultan justru mengusulkan pengembangan produk unggulan saja. Saya mengharapkan agar lebih menonjolkan produk unggulan saja misalnya sudah ada topeng batik ya dikembangkan lewat inovasi produk unggulan lainnya. Masyarakat kita tak terbiasa bersaing produk tapi lebih berkompetensi lewat design dan kreatifitasnya, jelas Sultan.

Mengenai pengembangan kawasan Pantai selatan dan pengembangan pembenihan, Sultan mengharapkan agar para petani mampu mendayagunakan lahan yang ada. Irigasi air bisa dikembangkan dengan mengambil air tanah lewat tehnologi kincir angin. Saat ini sudah ada produk pertanian sub tropik yang bagus juga untuk iklim tropik seperti bunga kol, sehingga masyarakat bisa mengembangkannya sehingga punya nilai jual lebih dan menjanjikan bagi petani secara ekonomis, katanya.

Untuk masalah perikanan laut, saya mengharapkan agar perlu upaya mencoba kapal dengan kapasitas besar dan mampu bertahan beberapa hari di laut sehingga hasilnya bisa langsung diekspor seperti ikan tuna yang cara menangkapnya justru dengan cara dipancing bukan dengan jaring. Jika distribusi lancar diharapkan ikan dipancing hari ini besoknya sudah bisa diekspor/dinikmati di Jepang, kata Sultan. Sehingga nelayan bisa menikmati harga jual ekspor bukan harga yang ditentukan pemilik kapal. (nurcholis)