Dalam acara tersebut Kepala Sekolah SMK 4 Madiun, Suyono, S.Pd menjelaskan bahwa pihaknya berharap agar para pelajar mampu menyerap teknik membatik yang diajarkan oleh narasumber. Hingga nantinya mereka mampu menerapkannya seandainya terjun ke dunia industri dan menularkannya pada orang lain. Selain itu ini merupakan pembelajaran agar siswa mengenal dunia industri sesungguhnya, katanya. Dikatakannya bahwa Batik di sekolah merupakan muatan lokal dan program ektrakulikuler bagi siswa.
Sementara itu Slamet Hindarto dari Disperindagkop mengatakan bahwa pihaknya sangat menghargai dan mengapresiasi tinggi atas minat dan kepedulian siswa tentang batik. Kegiatan ini positif dan strategis karena batik sudah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Sehingga secara langsung batik Bantul juga diakui keberadaannya sehingga patut dipelihara, ujarnya.
Dikatakannya bahwa dengan belajar batik maka bangsa Indonesia mau mempersiapkan untuk bersaing dengan bangsa lain seperti dalam era perdagangan bebas dengan China. Semoga apa yang dipelajari para siswa mampu ditularkan pada orang lain, katanya.
Venna, salah seorang pelajar SMK 4 Madiun saat ditemui begitu antusias mempelajari batik. Dirinya mengaku senang diberi kesempatan belajar membatik. Lumayan senang, terutama dalam proses mendesign atau mengambar pola, namun agak kesulitan dalam mencanting mungkin karena belum biasa saja, katanya. (nurcholis)