•  05 Februari 2010
  •    
  •  535
90 Pelajar Madiun Akan Belajar Membatik
Sebanyak 90 siswa akan melakukan pelatihan membatik di Pasar Seni Gabusan, Besok, Sabtu (6/2). Mereka berasal dari Siswa SMK Negeri Madiun dengan didampingi oleh para guru. Kerjasama pelatihan membatik ini nantinya akan dilakukan setiap tahun secara rutin dalam upaya pelestarian budaya batik di Indonesia.

Demikian dikemukakan oleh M.Budi Harjana seorang perajin Batik saat berkunjung ke Bagian Humas Bantul. "Para siswa nantinya akan belajar proses membatik dari nol hingga siap jadi bahan kain. Sehingga diharapkan mereka mampu menguasai teknik membatik secara baik," ungkap Budi.

Dikatakannya bahwa dalam era persaingan dengan batik Cina diharapkan budaya batik dari Indonesia khususnya dari Bantul dilestarikan agar tak tergerus persaingan dengan batik Cina yang diakui memang lebih murah. Namun batik dari Indonesia masih bisa bersaing mengingat proses pembuatannya masih tradisional sehingga lebih baik secara kualitas dan mampu bertahan lama, katanya.

Selain siswa dari Madiun , Budi menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ibu-ibu dari PKK Propinsi DIY juga akan belajar membatik. Saya mengharapkan budaya membatik kembali bergairah sehingga menjadikan batik kembali menjadi tuan rumah di negeri sendiri, harapnya.

Sementara itu mulai tahun 2010, Kabupaten Bantul mewajibkan tiap sekolah mulai dari TK sampai SMA untuk memasukkan batik sebagai muatan lokal dalam proses pembelajarannya. Program tersebut dipilih sebagai upaya melindungi batik lokal dari perdagangan bebas China-ASEAN sekaligus upaya pengenalan batik kepada generasi muda sejak dini.

Bupati Bantul Drs. Idham Samawi mengatakan bahwa serangan produk tekstil China bisa mengancam keberadaan batik tulis lokal. Untuk melindunginya, perlu kebijakan- kebijakan terobosan. "Salah satunya adalah mewajibkan tiap sekolah memasukkan batik sebagai muatan lokal. Batik bisa dikupas panjang lebar mulai dari sejarah, proses pembuatan, sampai hasil akhirnya," katanya.

Ia mengatakan, dengan mempelajari batik sejak dini, generasi muda akan lebih mencintai warisan budaya tersebut. Jumlah total siswa 141.000 dari TK sampai SMA. Bila mereka semua cinta batik, pemerintah tidak perlu takut produk teksil China berkeliaran di Bantul. (nurcholis)