Dalam homilinya Rm. Pius berpesan kepada umat Stasi Pringgolayan, agar dapat mencontoh kerasulan hidup Santo Paulus sebagai pelindung Gereja Pringgolayan. Juga agar umat menyadari bahwa kehidupan di dunia ini adalah sebuah penziarahan. Menurut Rm. Pius ziarah berarti siji arah yakni keselamatan pada kehidupan di alam baka. Dengan hadirnya Pastoran Pringgolayan, kiranya umat Pringgolayan juga mau bercita-cita agar nantinya dirinya sendiri, anak bahkan cucunya kelak yang menjadi penghuni pastoran ini. Itu berarti niat menjadi dan menjadikan seorang imam dalam keluarganya. Gereja masih sangat membutuhkan Pastor untuk menggembalakan umat.
Setelah ekaristi kudus, acara seremonial peresmian Pastoran dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan pengguntingan pita oleh Ibu Sumarno serta pembukaan pintu utama oleh Rm Pius. Dalam sambutannya yang menggunakan bahawa Jawa, wakil Bupati Bantul Drs. Sumarno PRS menyampaikan ucapan selamat atas ulang tahun ke 24 Gereja Stasi Santo Paulus Pringgolayan serta profisiat atas peresmian Pastoran. Tidak lupa juga Wakil Bupati menyampaikan ucapan terima kasih dari Bupati Drs. Idham Samawi atas kebersamaan umat Katolik Stasi Pringgolan dengan seluruh rakyat Bantul, dalam membangunan Bantul yang Projo Tamansari, demokratis dan agamis. Setelah acara pengguntingan pita dan pembukaan pintu utama, dilanjutkan dengan peninjauan ruangan-ruangan Pastoran oleh Wakil Bupati bersama Ibu diantar Rm. Pius dan Rm Willem diikuti para tamu undangan dan diakhiri dengan santap malam bersama seluruh umat.
Pastoran seluas lebih kurang 350 m2 berada dalam kompleks Gereja Katolik Santo Paulus Pringgolayan, di dusun Pringgolayan, Banguntapan, Bantul. Dibangun dengan swadaya umat dan sumbangan para donatur yang menghabiskan biaya 696 juta rupiah. Semangat yang diperlihatkan umat Stasi Pringgolayan, tidak terlepas dari adanya motivasi untuk menjadikan Stasi ini sebagai sebuah Paroki mandiri. Profisiat Gereja Santo Paulus Pringgolayan. (P.Cl.F)