Tahun 2010 ini memang semua SKPD mengalami penurunan anggaran termasuk Perpusda. Untuk kami yang anggarannya nol atau nihil adalah pengadaan buku, dari sebelumnya anggaran tahun 2009 sebesar Rp 100 juta. kata kepala Perpusda Bantul Drs. Edi Susanto diselasela pelatihan perpustakaan bagi perwakilan guru SD se Bantul di Gedung Induk Lantai III Komplek Parasamya, Minggu (10/1).
Acara yang diselenggarakan Forum Komunikasi Pembudayaan Perpustakaan Sekolah (FKPPS) ini dibuka oleh Wakil Bupati Bantul Drs. Sumarno PRS dan diikuti oleh 358 peseta berasal dari perwakilan SD se Bantul.
Menurut Edi, karena tidak adanya anggaran tersebut, maka Perpusda Bantul akan mendapatkan bantuan dari Perpusda Propinsi DIY dalam bentuk buku atau dana block grant. Sedangkan Perpusnas juga akan memberikan bantuan, namun langsung ke perp ustakaan desa atau Perpustakaan Puskesmas.
Sementara mengenai Perpusda di SD/MI, menurut Edi, semua sekolah sudah ada namun masih banyak hal yang harus dibenahi, termasuk tenaga pengelola perpustakaan yang biasanya diambil dari tenaga guru.
Jika di SD yang mengelola perpustakaan adalah guru yang biasanya mengajar sehingga mereka tidak memiliki kemampuan dasar pustakawan. Untuk itu pelatihan seperti itu perlu dilakukan, katanya.
Sebab keberadaan perpustakaan di Bantul sangat dibutuhkan dan digemari masyarakat. Karena dari perpustakaan mereka bisa mendapatkan banyak ilmu dan tidak dikenakan biaya untuk meminjam dan menjadi anggota. Bahkan karena besarnya minat membaca di perpustakaan, pada hari minggu dipastikan Perpusda penuh oleh pembaca dan peminjam buku. Karena hari Minggu kami memang tetap buka dan digratiskan baik untuk peminjaman maupun jadi anggota. katanya.
Hingga kini yang tercatat sebagai anggota Perpusda Bantul sekitar 10.000 orang. Jika ditambah pembaca dari 675 perpustakaan binaan Perpusda Bantul, maka pembaca mencapai 50.000 orang. (Sit)