•  04 November 2024
  •    
  •  411
Tak Hanya Gerabah, Kasongan Juga Punya Kerajinan Kipas dan Topi Batik

Desa Kasongan yang berada di Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul memang begitu populer dengan industri gerabah yang telah menembus pasar mancanegara. Sebagian besar masyarakat Kasongan memang berprofesi sebagai perajin gerabah. Meski demikian, Kasongan ternyata juga memiliki industri kriya berupa kerajinan kipas dan topi lipat batik yang tak kalah menarik. 

Di tangan Mursiyah dan Ponimin, bambu wulung disulapnya menjadi sebuah kerajinan bernilai ekonomis. Pasangan suami istri inilah yang telah merintis usaha Kipas Indah sejak tahun 1991. Saat ditemui oleh Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Bantul, Dwi Joko Purnomo, bersama Anggota Dekranasda Kabupaten Bantul, Ponimin menuturkan, mulanya ia bekerja untuk orang lain di industri yang sama, hingga akhirnya ia dan sang istri memulai sendiri usahanya. Saat ditanya mengenai keunikan dari usahanya, Ponimin mengaku tak hanya memproduksi kipas namun juga topi dengan bahan baku yang sama.

“Dulu awalnya dari Pak Lik, membantu disana terus lama-lama bisa sendiri akhirnya buat usaha mandiri. Dulu kan awalnya hanya kipas, kemudian berkembang jadi topi. Kalau topi ini dulu ada orang Prancis yang memesan, dia bawa contohnya kemudian kita buat dan kembangkan sampai sekarang,” terang Ponimin. 

Jenis bambu wulung dipilih sebagai bahan baku utama ketimbang jenis bambu lainnya. Hal ini karena kualitas bambu wulung dinilai lebih baik. Untuk bahan baku bambu wulung sendiri Ponimin dapatkan dari daerah Purworejo.

“Kalau dibuat lengkungnya, topi ini kalau bambu apus cepat kembali, tapi kalau bambu wulung tetap tahan ketika dibentuk, antijamur juga. Jadi lebih awet,” ungkapnya. 

Dalam sehari, Ponimin dan sang istri dapat menghasilkan 100 produk kipas atau topi batik dengan beragam ukuran. Mulai dari ukuran 19 cm, 23 cm, 25 cm, dan 28 cm dengan masing-masing ukuran memiliki jumlah jari-jari yang berbeda. Guna memenuhi permintaan pasar, Ponimin dan sang istri dibantu oleh enam orang karyawan yang dibagi untuk mengerjakan pembuatan jari-jari, poros tangkai, tukang lem dan tukang sablon kain. Untuk harga yang ditawarkan, Kipas Indah mematok harga mulai dari Rp 3000 untuk kipas dan Rp 5000 untuk topi batik.

“Biasanya pesanan itu dari pelanggan lama, minimal order dua ratus nanti harganya bisa ecer tiga ribu untuk kipas dan lima ribu untuk topi,” ujar Ponimin. (Fza)