•  30 Oktober 2024
  •    
  •  475
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Sangkar Burung

Warga Bantul terkenal memiliki bakat seni dan kreativitas yang tidak diragukan. Bidang seni kriya menjadi salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Bantul. Salah satunya adalah Anggraito warga, Botokan, Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Bantul mengubah bambu menjadi sebuah karya unik dan mempunyai nilai jual tinggi.

Lahir dan besar di keluarga kurang mampu dan tanpa gelar pendidikan tinggi, Anggraito memiliki tekad dan usaha yang gigih untuk menekuni kerajinan bambu. Alhasil, saat ini ia bisa memberi pekerjaan kepada masyarakat sekitar untuk membantu usahanya. Ia merintis usaha kerajinan kayu dari bambu untuk dijadikan sangkar burung yang berkualitas dan unik.

Cerita karir yang menginspirasi dari Anggraito ini, terdengar sampai Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bantul. Hingga pada suatu kesempatan, tim Dekranasda Kabupaten Bantul menyempatkan berkunjung untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman di tempat Anggraito menjalankan usahanya.

Kisah sukses Anggraito merintis usaha kerajinan sangkar burung dari bambu ini berawal dari ia membantu usaha sangkar orang lain. Dari sana, tercetus ide untuk memiliki usaha sendiri yang memproduksi sarang berkualitas baik, unik dan sesuai pesanan para pelanggan.

Berbekal niat, usaha dan ilmu yang telah ia serap sebelumya, pada tahun 1991 mulailah usaha sangkar burung ia rintis. Lingkungan yang mendukung akan bahan baku utama kerajinannya bukan menjadi sebuah kendala untuk terus menjalankan usahanya.

“Bambu yang saya pakai adalah bambu tali (apus) karena memiliki kualitas yang bagus dan tahan lama. Bambu ini juga masih mudah didapat di area sendiri dan tidak perlu ke luar kota untuk mencarinya,” ungkap Anggraito.

Ia bersama para karyawannya memproduksi sangkar dengan berbagai ukuran dan model, tergantung pesanan dari para pelanggan. Harga yang dibanderol juga bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

“Saya sekarang menerima pesanan dari para komunitas pecinta burung-burung yang mengikuti ajang perlombaan dari berbagai kota, mulai dari Jakarta, Bali dan Kalimanta,” imbuh Anggraito. (AFY)