•  17 Oktober 2024
  •    
  •  372
Kilat, Yanto Sanggup Menyulap Buah Kelapa Menjadi Kerajinan Hanya 15 Menit

Kelapa dikenal sebagai tree of life atau pohon kehidupan karena semua unsur pohon kelapa bisa dimanfaatkan. Pula, banyak yang bisa hidup dan menghidupi keluarga mereka lewat kelapa. Salah satunya adalah Suyanto (54). Warga Gadingsari, Sanden, Bantul, ini sudah lebih dari satu dekade memanfaatkan buah kelapa untuk dibuat menjadi berbagai macam kerajinan dengan jenama Yan’s Handicraft.

Kisah pria yang akrab disapa Yanto dalam mengolah buah kelapa menjadi kerajinan bermula ketika ia harus berhenti sebagai perajin limbah kayu jati di Minomartani, Sleman, pada tahun 2007. Selama lima belas tahun, ia bekerja pada sebuah industri kreatif yang memproduksi mainan montessori dari limbah kayu jati. Saat sang juragan berpulang, seluruh karyawan pun dirumahkan, termasuk Yanto.

Meski berhenti dari tempat kerja sebelumnya, keinginan Yanto untuk terus membuat kerajinan untuk menyambung hidup masih besar. Namun, di tempat tinggalnya, sukar menemukan limbah kayu jati. Ia pun memutar otak mencari material lain yang bisa dijadikan kerajinan. Akhirnya, ia memilih buah kelapa yang hingga kini masih banyak ditemui di sekitar rumahnya sendiri sehingga ia tidak kesulitan mencari bahan baku.

Menatah buah kelapa, menyulapnya menjadi kerajinan, dilakukan Yanto secara otodidak. Tidak sulit. Menjadi perajin sudah seperti napas hidupnya. Tangannya kadung lekat dan merekam dengan baik ketika mulai mengerjakan kerajinan dari buah kelapa.

Saat bekerja, Yanto lebih banyak menggunakan kelapa berusia tua. Mula-mula, ia mengupas sabut kulit kelapa untuk mendapatkan buahnya. Lantas ia keruk daging kelapa serta mengosongkannya dari air kelapa. Setelahnya, Yanto mulai menatah buah kelapa serupa wajah fauna. Yang paling populer, berbentuk kepala monyet. Untuk membuatnya, hanya butuh waktu lima belas menit.

“Kepala monyet ini banyak dipasarkan di showroom karena nanti biasanya diekspor ke luar negeri. Biasanya dipakai untuk wadah makan burung. Pembeli lokal ada, tapi tidak banyak,” jelas Yanto.

Selain kepala monyet, Yanto juga membuat kluntung, replika hewan, dan gantungan kunci dari buah kelapa. Produk-produk ini dipasarkan dengan kisaran harga Rp 3.000 - Rp 30.000 rupiah. Rata-rata produksi setiap bulan tidak menentu. Yang paling banyak, ia pernah mendapatkan pesanan 6.000 kepala monyet yang ia garap bersama sejumlah karyawan selama empat bulan.

“Waktu dapat pesanan 6.000 kepala monyet, penuh satu kontainer. Itu juga untuk diekspor,” lanjut Yanto.

Tempat Yanto menyepuh hasil kerajinannya memang tidak besar. Hanya sepetak ruangan sederhana dengan dinding bata yang tidak berplester. Tapi, ia punya harapan besar agar apa yang ia kerjakan bermanfaat bagi sekitar.

“Yang menyuplai kelapa tetangga sendiri, ada saudara juga. Kadang-kadang daging kelapanya dipakai orang untuk membuat minyak. Air kelapanya dipakai membuat nata de coco. Intinya bermanfaat bagi sekitar juga,” imbuhnya. (Els)