•  21 September 2024
  •    
  •  355
Enam Cabang Dilombakan dalam STQ Kabupaten Bantul

Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat Kabupaten Bantul kembali dilaksanakan hari ini Sabtu (21/9/2024) di SMA Negeri 3 Bantul. Tema yang diusung tahun ini adalah Gemakan Al-Qur’an Untuk Mewujudkan Generasi Agamis dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Perlu kami laporkan bahwa ada enam cabang yang dilombakan di STQ kali ini. Masing-masing cabang akan diambil tiga juara yang akan mendapatkan trofi serta uang pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Ini sekaligus menyeleksi siapa yang nanti berhak lanjut ke STQ tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta,” papar Kepala Bagian Kesra Kabupaten Bantul, Pambudi Arifin Rakhman.

Enam cabang lomba yang dimaksud adalah tilawah anak putra dan putri, tilawah dewasa putra dan putri, Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) 10 juz putra dan putri, MHQ 20 juz putra dan putri, MHQ 30 juz putra dan putri, serta tafsir bahasa arab putra dan putri. Untuk peserta STQ tahun ini berjumlah 147 kafilah dan 120 pendamping yang merupakan perwakilan dari 17 Kapanewon di Kabupaten Bantul.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang membuka langsung gelaran STQ menyampaikan apresiasi karena kegiatan ini juga bentuk membumikan Al-Qur’an di Bumi Projotamansari.

“Membumikan Al-Qur’an itu maksudnya bukan mengubur lo ya. Tapi menanamkan kecintaan Al-Qur’an pada diri kita. Tujuan STQ ini kan juga untuk meningkatkan kemampuan membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an yang dimulai sejak dini. Kami yakin sekali semakin banyak generasi muda mencintai Al-Qur’an, semakin sedikit penyakit sosial yang ada di Bantul,” ujar Halim.

Terkait tema STQ tahun ini, Halim sangat setuju dan berpesan agar mempelajari Al-Qur’an haruslah dipahami sungguh-sungguh. Mencintai Al-Qur’an juga mencintai negara. Jangan sampai belajar Al-Qur’an membuat anti negara dan anti Pancasila.

“Seharusnya, ketika belajar Al-Qur’an, semakin cinta Al-Qur’an, juga harus semakin cinta Indonesia. Jangan sampai malah anti negara dan Pancasila. Apalagi sampai membentur-benturkan antara agama, budaya, dan ilmu pengetahuan,” pesan Halim. (Els)