•  03 September 2024
  •    
  •  235
Kemenkominfo Gelar Panen Raya Implementasi Fasilitasi Adopsi Teknologi Digital Pertanian di Bantul

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI menggelar kegiatan Panen Raya Peningkatan Adopsi Teknologi Digital Pertanian yang dikemas dalam bentuk sarasehan bertajuk Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Sejahterakan Petani Indonesia. Berlokasi di Dusun Bungkus, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Bantul, acara ini dihadiri puluhan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Tirto Asih.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Implementasi Fasilitasi Adopsi Teknologi Digital Pertanian melalui pemanfaatan perangkat berbasis Internet of Things (IoT), berupa alat sensor tanah portable di Kabupaten Bantul yang diinisiasi oleh Kemenkominfo RI. Pemanfaatan Teknologi Digital Sensor Tanah Portabel di Kabupaten Bantul sendiri telah dilaksanakan sejak Mei 2024 untuk komoditas tanaman holtikultura.

Pemanfaatan Teknologi Digital Sensor Tanah Portabel berfungsi untuk membantu dan memantau kondisi tanah secara real time, selain itu juga dapat memberikan data yang akurat guna menentukan tindakan yang tepat dalam perawatan tanaman. Inovasi ini terintegrasi dengan sistem penyiraman sprinkler otomatis yang bermanfaat untuk mengetahui kondisi lingkungan pertanian secara presisi dan memberikan rekomendasi tindakan pengairan sesuai kebutuhan.

Ketua Tim Transformasi Pertanian Ekonomi Digital, Direktorat Ekonomi Digital, Kemenkominfo RI, Dikki Rukmana, menuturkan Kemenkominfo sendiri telah diamanatkan untuk dapat melakukan adopsi teknologi digital dienam sektor yakni sektor pertanian, sektor maritim atau perikanan, sektor logistik, sektor pendidikan dan sektor kesehatan dan pariwisata.

“Direktorat ekonomi digital sejak tahun 2020 memang sudah dibagi-bagi secara strukturalisasi menjadi sektor-sektor, jadi ada sekitar enam sektor yang dianggap strategis untuk bisa dilakukan transformasi digital,” beber Dikki.

Lebih jauh, Dikki mengatakan ada banyak teknologi yang telah dicoba untuk diimplementasikan di daerah pertanian dan diukur secara periodik bagaimana kebermanfaatannya. Tahun ini pihaknya mencoba teknologi sensor tanah portabel.

“Tidak hanya pertanian, di perikanan teknologi pemberian makan ikan secara otomatis, jadi bisa di setting dan dikontrol dengan handphone. Use case kita analisis bagaimana bisa kita rekomendasikan teknik pertanian agar lebih efektif dan efisien,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul, Bobot Ariffi’ Aidin, menyampaikan program ini adalah wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul dalam memajukan sektor pertanian melalui adopsi teknologi digital khususnya teknologi berbasis internet of things (IoT). Pelaksanaan program ini, menurut Bobot, telah sejalan dengan visi misi pemerintah Kabupaten Bantul.

“Di mana salah satu misinya yaitu khususnya misi ketiga ini turut mendukung program ini yaitu pendayagunaan potensi lokal dengan penerapan teknologi dan penyerapan investasi berorientasi pada pertumbuhan ekonomi inklusif. Teknologi digital yang kita adopsi disini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas tetapi juga memberdayakan potensi lokal dengan cara yang berkelanjutan,” kata Bobot.

Ia menambahkan, program ini juga merupakan bagian dan dukungan terhadap implementasi smart city di kabupaten Bantul. “Dengan adanya teknologi digital sensor tanah portabel ini kita dapat melihat bagaimana inovasi teknologi dapat membantu para petani dalam mengelola lahan pertanian dengan lebih efektif dan efisien. Kami berharap dengan adopsi teknologi ini produktivitas pertanian di Kabupaten Bantul dapat terus meningkat dan memberikan manfaat yang maksimal bagi petani kita,” ujarnya.

Keseluruhan acara dikemas secara menarik sehingga menciptakan dialog interaktif dengan ke empat narasumber yang dihadirkan dari berbagai latar belakang. Keempat narasumber tersebut yakni Ardi Julianto dari Kementerian Pertanian, Dikki Rukmana dari Kemenkominfo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, dan Pakar Pertanian UIN Bandung, Budy Frasetya Taufiq Qurrohman. (Fza)