•  23 Agustus 2024
  •    
  •  608
Mengenal Difabel Zone, Pengrajin Batik di Bantul Tembus Pasar Internasional

Berlokasi di Dusun Bajang, Kalurahan Wijirejo, Kapanewon Pandak, Bantul terdapat sebuah komunitas yang memberdayakan para penyandang disabilitas untuk berdaya dengan mengerjakan kerajinan batik tulis. Difabel Zone, sebuah komunitas yang telah berdiri sejak 2017 ini digagas oleh seorang bernama Lidwina Wuri. Tak hanya merangkul penyandang disabilitas, Difabel Zone juga membuka lapangan kerja dan melatih kemandirian peyandang difabel. 

Komunitas yang telah mewadahi setidaknya 50 orang pengrajin batik difabel ini, dalam kesehariannya memproduksi berbagai kerajinan batik seperti dompet, tempat tisu, tas, sajadah, kain batik hingga busana. Dibanderol mulai dari harga Rp.30 ribu untuk pouch kecil hingga Rp.500 ribu sampai Rp.1 juta untuk kain batik lembaran berukuran sekitar dua meter. 

Salah seorang anggota Difabel Zone, Suhartono menuturkan, di rumah Difabel Zone terdapat delapan penyandang disabilitas yang menginap dan berkarya membatik. Namun selain delapan orang tersebut, masih banyak anggota difabel yang mengerjakan hasil kerajinannya di rumahnya masing-masing. 

“Kalau yang ada di rumah ini ada delapan orang. Tapi yang bekerja membatik di rumahnya sendiri juga banyak. Mereka mengirimkan hasil kerjanya membatik ke rumah difabel zone yang ada di Nglarang, Triharjo, Pandak ini,” bebernya saat ditemui dalam acara Dinamika Pembangunan Dinas Komunikasi dan Informatika bersama rekan media, Jumat (16/8/2024). 

Mulyani atau yang akrab disapa Mbak Yani, salah satu anggota Difabel Zone mengaku dirinya menjadi lebih percaya diri sejak bergabung dengan komunitas ini. Sebab, dirinya mendapat ruang untuk berkarya. Pada mulanya, Yani bersama penyandang disabilitas lainnya mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM), sebelum akhirnya mereka tergabung dan berkarya dalam wadah Difabel Zone.

“Dulu awalnya dari Yakkum lalu ditarik kesini (Difabel Zone), senang disini bisa membatik jadi mandiri,” terang Mulyani. 

Hasil produksi dari rumah Difabel Zone sendiri dijual secara langsung dan online melalui instagram @difabelzone.id. Meski dijual di rumah sederhana, hasil karya dari Difabel Zone telah mencapai pasar internasional seperti Jepang dan Jerman. Hal ini menandakan bahwa hasil karya penyandang disabilitas juga berkualitas dan dapat diekspor.