•  08 Agustus 2024
  •    
  •  341
Warga Poncosari Sulap Limbah Kayu Menjadi Lukisan Tiga Dimensi

Bagi kebanyakan orang, limbah kayu dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Tapi, berbeda dengan Sukito, warga Wonotingal, Poncosari, Srandakan, Bantul, yang mulai memanfaatkan limbah kayu menjadi kerajinan lukisan kayu tiga dimensi yang apik. Sukito mulai membuat kerajinan tahun 2021 dan saat ini Sukito Sudah menghasilkan tujuh buah lukisan kayu tiga dimensi. Dari ketujuh kayu yang dibuatnya, sudah ada satu yang terjual, senilai 400 ribu rupiah dengan ukuran 30 x 50 sentimeter.

“Inspirasi pembuatan kerajinan ini dari apa yang saya lihat di lingkungan alam sekitar saya. Proses pembuatan lukisan kayu tiga dimensi ini memakan waktu kurang lebih satu bulan, tergantung ukuran dan kerumitannya,” ujar Sukito.

Selama ini, Sukita berburu kayu limbah laut di seputaran Pantai Pandansimo dan Pantai Pandansari. Kayu limbah laut dipilihnya sebagai bahan baku karena rayap tidak suka kayu yang sudah terendam air asin, sehingga lebih tahan lama. Dan untuk pembuatan lukisan kayu ini tidak menggunakan paku karena mudah korosi.

Panewu Srandakan,  Sarjiman, SIP., ME., yang meninjau langsung proses pembuatan lukisan kayu ini mengapresiasi produk kerajinan ini karena memanfaatkan limbah laut menjadi barang yang lebih bernilai.

“Harapannya dengan dipublikasikan kerajinan lukisan kayu ini lewat berbagai media akan semakin dikenal oleh masyarakat, dan ke depannya kerajinan ini bisa diapresiasi sebagai salah satu craft unggulan Kabupaten Bantul,” tuturnya.

Selanjutnya Ikhsan Nurdin, tokoh pemuda di Srandakan menyampaikan limbah kayu merupakan salah satu sampah yang merusak pemandangan di pantai. Untuk itu, memanfaaatkan limbah kayu menjadi kerajinan lukisan tiga dimensi turut mendukung Bantul bersih sampah 2025. 

“Semoga yang dilakukan Pak Sukito ini dapat menginspirasi Masyarakat, karena mengolah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat,” tutup Ikhsan. (Syf)