•  07 Agustus 2024
  •    
  •  474
Mengintip Wastra Bantul Lewat Peragaan Busana

Wastra adalah istilah lain dari kain tradisional yang memiliki makna dan simbol tertentu. Indonesia bahkan punya empat wastra yang kondang di mata dunia, yaitu batik, kain songket, kain ikat, dan tenun. Kabupaten Bantul jadi salah satu daerah dengan kekayaan wastra estetis. Tidak sulit menemukan sentra-sentra batik di kabupaten yang mendapat predikat sebagai Kabupaten Kreatif oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini. 

Aneka wastra yang dimiliki Bantul inilah yang jadi salah satu unsur penting dalam lomba desain busana yang diprakarsai oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Bantul. Peserta yang mengikuti kompetisi ini wajib menggunakan bahan baku utama wastra Bantul berupa batik tulis atau cap, lurik, maupun ecoprint. 

Setelah melalui berbagai proses panjang, DKUKMPP berhasil menjaring 15 finalis yang berhak memamerkan hasil karya mereka pada peragaan busana yang dilaksanakan di Lapangan Paseban, Jumat (4/8/2024).

“Peragaan busana ini memang rangkaian dari lomba desain busana kemarin. Tema yang diangkat yaitu Merangkai Cerita dengan Wastra,” ujar Plt. Kepala DKUKMPP Kabupaten Bantul, Fenty Yusdayati, saat memberi sambutan.

Panggung peragaan busana yang terbuka untuk publik ini cukup menarik perhatian masyarakat. Sejak pukul tiga sore, penonton mulai mendekat untuk melihat bagaimana peserta lomba menyulap wastra yang rancak. Ketika 15 busana yang diperagakan oleh finalis Miss Bantul plus tiga model pria memasuki jalur catwalk, banyak yang mengagumi bagaimana peserta lomba berhasil memadupadankan wastra dengan kreativitas sedemikian rupa.

Lima belas karya yang ditampilkan ini nantinya akan diseleksi kembali untuk diambil lima terbaik. Untuk penilaian, seluruhnya diserahkan kepada empat juri yang ditunjuk. Keempat juri tersebut adalah Ketua Dekranasda Bantul, Emi Masruroh Halim; Ketua IWAPI Bantul, Erwin Yuniati, Plt. Kepala DKUKMPP, Fenty Yusdayati, serta pengajar tata busana SMK 1 Pandak yang terkenal inovatif, Indra Gunawan.

Selain penampilan karya 15 finalis lomba desain, hal lain yang menarik dari peragaan busana ini adalah kehadiran pegawai-pegawai Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Bantul yang mendadak jadi model. Meski tidak sepiawai model betulan, penampilan mereka justru cukup ampuh untuk membuat arena catwalk menjadi riuh. Apalagi, mereka tampil dengan busana ciptaan desainer profesional asli Bantul yang karyanya sudah merambah tingkat nasional, bahkan internasional.

Tujuh desainer profesional yang digandeng pada event kali ini adalah Endarwanti Subanar, Panti Arini, Aulia Hijriastuti, Lila Imeldasari, Ana Tanya, Fathul Jannah, dan Zainal Arifin.

Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, yang hadir untuk membuka dan menyaksikan peragaan busana, merasa sumringah dan berkali-kali memberi apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Luar biasa sekali. Banyak sekali insan kreatif di Bantul. Ini juga salah satu bentuk pemberdayaan kita di bidang kreatif. Semangat para desainer kita ini juga mencerminkan kepribadian bangsa yang ditampilkan melalui hasil karya desain busana. Sekali lagi selamat dan matur nuwun kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini,” ujarnya. (Els)