•  27 Mei 2024
  •    
  •  1354
18 Tahun Refleksi Gempa Bumi Bantul Tahun 2006

Delapan belas tahun berlalu, gempa berkekuatan 5,9 skala richter sempat meluluhlantakkan sebagian wilayah DIY dan Jawa Tengah, dengan wilayah terparah berada di Kabupaten Bantul. Gempa yang bersumber dari Sesar Opak yang berlokasi di wilayah Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul pada 27 Mei 2006 silam, menewaskan lebih dari 4000 korban jiwa di Kabupaten Bantul. Kurang dari semenit, tepatnya selama 57 detik Gempa Jogja 2006 masuk dalam daftar gempa paling signifikan dan merusak di Indonesia menurut laman bmkg.go.id.

Sebagai momen refleksi 18 tahun Gempa Bantul, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Bantul menggelar seminar untuk mengenang Gempa Bumi Bantul tahun 2006. Digelar pada Senin (27/5/2024) di Aula Komplek Pemda II Manding, acara ini menghadirkan empat narasumber yang berasal dari praktisi dan akademisi.

Bambang Hudaliyanto, S.H., M.M., selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bantul, dalam laporannya mengatakan Kabupaten Bantul sebagai wilayah rawan bencana gempa bumi. Diadakannya seminar ini bertujuan untuk semakin meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, mengingat masyarakat Bantul hidup di atas tanah rawan bencana.

“Kabupaten Bantul sebagai wilayah rawan bencana gempa bumi pernah diguncang gempa 5,9 skala richter pada 27 Mei 2006 yang bersumber dari Sesar Opak. Bencana ini mengakibatkan lebih dari 4000 korban jiwa di Kabupaten Bantul,” ucap Bambang.

Sementara itu, Ir. Fenty Yusdayati M.T., selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan mewakili Bupati Bantul menyampaikan, refleksi ini diharapkan dapat menjadi pengingat dan evaluasi kedepan sehingga dapat ditentukan bagaimana langkah-langkah selanjutnya dalam menghadapi kebencanaan yang dapat terjadi kapanpun.

“Kondisi ini refleksi, yaitu kita mengingat masa lalu dan kita melakukan evaluasi kedepan keberlanjutannya. Harapan pak bupati dengan refleksi ini kita mengenang kembali peristiwa 18 tahun silam dan kedepan kita akan berbuat apa, kita mengevaluasi, bersinergi terus. Dengan menyadari hal ini semoga masyarakat Bantul memiliki jiwa yang tegar, tangguh untuk menghadapi bencana,” tutur Fenty. (Fza)