•  08 Maret 2024
  •    
  •  719
Teknologi Adalah Kunci Agar Pertanian Tidak Mati

Pangan, salah satu kebutuhan primer yang menopang peradaban manusia. Tidak ada manusia yang sanggup bertahan tanpa pangan. Sebab itulah persoalan pangan bukan hanya sekadar bagaimana tiap perut kosong terisi sampai kenyang. Ada proses dan keterkaitan yang erat antara pangan dan manusia.

Misalnya, pada sebutir nasi yang dikonsumsi, ada perjalanan panjang dari seorang petani yang dengan tekun membajak sawah, menyiapkan lahan untuk ditanam padi, menjaganya dari hama-hama pengganggu, merawatnya berbulan-bulan sembari menunggu masa panen tiba. Lantas petani-petani mulai menggiling gabah, memilah beras, hingga bulir-bulirnya memenuhi periuk setiap rumah.

Gambaran tersebut adalah salah satu contoh bahwa sektor pertanian punya kontribusi besar dalam ketahanan pangan. Kendati demikian, tantangan dunia pertanian pun semakin hari semakin besar. Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, saat penyerahan alat combine harvester di Sriharjo, Jumat (8/3/2024).

“Banyak tantangan pertanian yang dihadapi. Seperti luas lahan, irigasi, perubahan iklim, juga pupuk. Oleh sebab itu kita butuh pemanfaatan teknologi seperti mekanisasi atau mulai memanfaatkan alat-alat modern,” ujarnya.

Pernyataan tersebut diamini oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang menyerahkan langsung dua combine harvester untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Gadingsari dan Sriharjo. Teknologi adalah solusi agar sektor pertanian tetap bertahan di tengah gempuran zaman. Terlebih, sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Bantul.

“Lahan pertanian kita itu semakin sempit. Tapi berdasarkan data dari BPS, produktivitasnya justru meningkat. Kalau dulu rata-rata satu hektar sawah menghasilkan 3 sampai 4 ton padi, sekarang bisa 8 sampai 10 ton. Kenapa bisa begitu? Kuncinya ada di teknologi. Dan teknologi tidak hanya mekanisasi, tapi juga cara atau metode menanam,” tutur Halim.

Ia menambahkan, petani masa kini harus mau menerapkan teknologi anyar. Jika melulu menggunakan cara-cara konvensional, tentu akan berdampak pada produktivitas pertanian. Sebagai pamungkas, Halim berharap pertanian di Bantul akan semakin maju dan modern yang muara akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. (Els)