•  17 Oktober 2009
  •    
  •  497
Perihal bencana, Anggota Bakohumas Harus mampu memberikan Informasi Akurat
Berdasarkan pengalaman gempa 2006, arus informasi dari Pemerintah terhadap dunia luar kurang terorganisasi dengan baik. Sehingga ada kesan pemerintah Kabupaten Bantul kurang tanggap terhadap bencana yang terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut Bagian Humas mengadakan forum tatap muka dengan anggota Bakohumas dari Dinas/Instansi dan Kecamatan mengenai peran anggota Bakohumas dalam mewaspadai bencana, di Bagian Humas, Sabtu (17/10).

Kepala Bagian Humas, Drs. Bambang Legowo menjelaskan bahwa dengan adanya pertemuan rutin Bakohumas diharapkan para anggota mampu berperan dalam perannya sebagai sumber informasi. Jangan sampai informasi yang keluar tidak akurat dan terkesan simpang siur misalnya jika ada bencana di suatu wilayah, kata Bambang.

Sementara itu Dwi dari Kantor Kesbang Linmas mengungkapkan bahwa peran bakohumas memang sangat diperlukan, terutama dalam menjawab dengan benar pertanyaan dari masyarakat. Isyu adanya gempa di Karangtengah yang lalu membuktikan bahwa informasi dari pemerintah belum maksimal sampai pada masyarakat sehingga masyarakat masih kebingungan dan khawatir dengan isu tersebut, katanya.

Selanjutnya Drs.Dwi Daryanto, M.Si Kasubag Tata Usaha Kantor Kesbangpollinmas menjelaskan bahwa saat ini Kantor Kesbangpollinmas ada ruang pusdalop dimana ada komputer online yang terhubung dengan BMKG menyangkut kejadian gempa di Indonesia. Sehingga misalnya ada gempa yang terjadi Indonesia, maka segera akan diketahui di daerah mana dan seberapa kekuatannya, ujarnya. Ruang ini juga sangat penting perannnya jika ada bencana di wilayah Bantul misalnya terjadi gempa dan kemungkinan terjadinya tsunami di Bantul. Informasi dari BMKG kemudian diolah dan Bantul diberi kewenangan untuk membunyikan sirene yang ada di berbagai wilayah Bantul bagian selatan mengingatkan masyarakat akan terjadinya tsunami dan evakuasi lewat jalur-jalur yang telah disiapkan.

Saat ini, meskipun ada alat EWS ( Early Warning System) di Bantul namun dalam pengoperasiannya juga butuh kehati-hatian mengenai informasi yang disebarluaskan ke masyarakat. Jangan sampai informasi sudah terlanjur kita keluarkan ke masyarakat namun bencana tak terjadi, bisa menimbulkan ketidakpercayaan di masyarakat, tambah Dwi Daryanto.

Ditambahkannya, bahwa kabupaten Bantul selain bencana gempa dan tsunami bencana lain yang perlu diwaspadai adalah bencana tanah longsor, angin putting beliung. Selanjutnya dikatakannya bahwa saat ini yang terpenting adalah wjud kewaspadaan masyarakat mengingat bencana tak bisa diprediksi kapan terjadi terutama gempa bumi. Banyak ketidak teraturan dalam bencana gempa akhir-akhir ini sehingga masyarakat harus selalu waspada, kata Dwi. (nurcholis)