•  12 Maret 2023
  •    
  •  18376
Sederhana Namun Luar Biasa, Begini Cara Pembuatan Biosaka

Elisitor adalah molekul signal yang memacu terbentuknya metabolit sekunder di dalam kultur sel. Elisitor yang berasal dari bahan hayati disebut elisitor biotik yang meliputi polisakarida, protein, glikoprotein atau fragmen-fragmen dinding sel yang berasal dari fungi, bakteri, dan tanaman.  Sedangkan Elisitor abiotik adalah zat yang dihasilkan dari bahan non hayati berupa logam berat, garam anorganik, pH, stress suhu, cahaya, dan sebagainya.

Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder. Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan.

Biosaka, gagasan dari Muhamad Anshar, petani asal Blitar merupakan ramuan larutan tumbuhan yang berperan sebagai elisitor yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus perlindungan berbasis ekologi untuk menjaga kelestarian lingkungan. Biosaka memiliki makna biologi dari alam untuk alam.

Biosaka diramu dari berbagai jenis rumput-rumputan/tanaman dengan minimal 5 jenis tanaman sebanyak satu genggaman tangan. Tanaman yang digunakan lebih banyak memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar areal sawah/ladang. Dan tidak jarang, tanaman yang digunakan tersebut biasanya oleh sebagian besar petani dianggap sebagai gulma yang harus dibersihkan/tidak bermanfaat. Tanaman tersebut tumbuh di pematang, pekarangan rumah, lahan yang terlantar dan apabila sudah dibersihkan, tanaman tersebut tetap kembali ada di lokasi tersebut. 

Biosaka dibuat dari bahan rerumputan dan daun tanaman berpohon yang sedang dalam pertumbuhan optimal dengan ciri-ciri yaitu daun dalam keadaan sehat, tidak terserang hama, jamur, virus dengan warna hijau segar  tidak terlalu tua atau muda, dan tidak boleh dari daun berlendir.

Beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan biosaka antara lain: babadotan (Ageratum conyzoides L), tutup bumi (Elephantopus mollis Kunth), Kitolod (Hippobroma longiflora), maman ungu (Cleome rutidosperma), Patikan kebo (Euphorbia hirta L), Meniran (Phyllanthus niruri L), anting-anting  (Acalypha australis. L), jelantir (Erigeron sumatrensis Retz), sembung (Baccharis balsamifera L.), sembung rambat (Eupatorium denticulatum Vahl) dan sebagainya. Jenis tanaman ini dipilih yang sehat, tidak terkena hama dan penyakit. Minimal 5 jenis tanaman yang diambil, lebih banyak lebih bagus. 

Sebanyak satu genggaman tangan kemudian diremas dalam 2-5 liter air. Rumput diremas pelan memutar ke kiri dan diselingi dengan adukan. Peremasan dilaksanakan sekitar 10-15 menit, setelah itu dilakukan penekanan lebih kuat, sambil terus diselingi dengan pengadukan. Peremasan dihentikan bila warna telah coklat gelap homogen, dan sedikit berbusa. Biosaka yang bagus memiliki angka kepekatan di atas 500.

Pengaplikasian Biosaka menggunakan sprayer, dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar 1 meter diatas tanaman, nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut, aplikasi juga melihat arah angin sehingga penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman sasaran secara merata. Dosis aplikasi untuk tanaman padi dan jagung yaitu 40 ml per 15 liter air alat semprot, sedangkan untuk tanaman cabe, tomat, kacang tanah dosis 20-30 ml per tangki sprayer tergantung umur tanaman. Periode aplikasi sekitar 10 hari sekali.

Kelebihan bahan ini menurut penemunya yaitu: Pertama, efektifitas kinerja yang baik. Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi. Kedua, dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen, Ketiga, proses produksinya pun sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang biasanya memakan waktu paling cepat 1 minggu. Keempat, cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit. Kelima, dapat diterapkan pada semua komoditas, termasuk tanaman perkebunan. Keenam, dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50-90 persen, sehingga jauh menghemat biaya produksi. Ketujuh, bahan baku Biosaka juga tersedia setiap saat di lingkungan petani, dimana dan kapanpun.

Biosaka bukan barang pabrikan, bukan merk, bukan pupuk, bukan pestisida, tidak diperjualbelikan. Biosaka merupakan elisitor yang betul-betul dibuat sendiri oleh petani.