•  20 Juni 2009
  •    
  •  862
MIN JEJERAN, MAJU LOMBA SEKOLAH SEHAT NASIONAL
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jejeran Bantul terpilih mewakili SD/MI se-DIY. maju Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat Nasional, pada Rabu (17/06). Tim Yuri disambut Wakil Bupati Bantul Drs. H. Sumarno, PRS, Asisten III Bejo Utomo, SH, Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Bantul Hj. Ida Idham Samawi, Kabid Mapenda Kakanwil Depag Prop. DIY. Drs. H. Bardan Usman, M.Pd.I, Plt. Kakandepag Bantul H. Ahmad Fauzi, SH, Kamad MIN Jejeran Drs. H. Abdul Haris Nufika, M.Pd dan seluruh tamu undangan'

Tim juga disuguhi pawai drum band, adik-adik Pramuka, PKS, grup kesenian, hadrah, club senam, egrang, TV MINejer, organ tunggal, kelompok paduan suara, serta masih banyak lagi kreativitas siswa-siswi MIN Jejeran.

Drs. H. Abdul Haris Nufika, M.Pd dalam laporannya menyampaikan bahwa MIN Jejeran pernah mengalami titik nadzir paling bawah pasca gempa bumi 27 Mei 2006, gedung sekolah hancur, sarana prasarana berantakan. Namun demikian dalam waktu 24 jam, Kepala Madrasah dan seluruh stakeholder segera berkoordinasi untuk segera bangkit, dan atas dukungan serta partisipasi dari semua pihak, terlebih Pemda Bantul, dalam waktu kurang dari 2 tahun mampu mewujudkan madrasah yang bersih, sehat, representatif, dan siap untuk maju Lomba Sekolah Sehat tingkat Nasional. Bagi kami sekolah sehat merupakan pioner pemenuhan sehat sebagai kebutuhan dasar hidup. Dengan sekolah yang sehat, memberikan korelasi yang positif terhadap prestasi belajar siswa.

Sementara Dr. Cicilia Widianingsih, KetuaTim Yuri dari Jakarta, menyampaikan pesan untuk melakukan program UKS dengan baik sekolah/madrasah harus melaksanakan tiga program pokok UKS dengan paripurna yakni harus mampu melaksanakan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Lomba Sekolah Sehat akan dilaksanakan di 26 Propinsi, agar sekolah/madrasah dapat bersaing dengan propinsi lain, namun yang perlu mendapat perhatian utama bahwa keberhasilan UKS harus dapat terlihat pada kondisi kesehatan peserta didik, perilaku peserta didik yang antara lain tercermin dengan tidak adanya sampah yang berserakan, perilaku guru/kepala sekolah yang tercermin dengan tidak adanya guru/kepala sekolah yang merokok di sekolah, dan sekolah/madrasah tersebut telah menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekolah/madrasah.

Lebih lanjut tim yuri berharap kepada semua pihak bahwa menciptakan sekolah/madrasah yang bersih dan indah jangan hanya pada saat akan dilaksanakan LSS saja, tetapi harus menjadi perilaku hidup sehari-hari meski tidak ada LSS, dan apabila kelak menang di tingkatNasional tentu harus mampu mempertahankan , karena biasanya mempertahankan/memelihara jauh lebih sulit daripada membuat. (mwr)