•  02 Juni 2009
  •    
  •  1026
Untuk Pengembangan Kerajinan Gerabah Kasongan dan Pundong, Balai Besar Keramik Bandung Bina 20 Pengrajin
Balai Besar Keramik (BKK) Bandung bekerjasama dengan Jurusan Tehnik industri UGM adakan pembinaan dan pelatihan dari tanggal 12 - 30 Mei 2009 bertempat di Fakultas Tehnik UGM. Selama 17 kepada 20 pengrajin dari Sentra Gerabah Kasongan dan Pundong diajari teori desain, praktek dan cara pemasaran. Pelatihan ditutup dengan penyerahan sertifikat secara simbolis dari Kepala Balai Besar Keramik Bandung yang diwakili Kepala Bidang Alih Tehnologi Drs. Supomo, Msi. dan diterima oleh salah satu peserta Agus Farid, Senin (1/6).

Prawoco Widodo ketua Program Pelatihan mengatakan pelatihan yang diadakan selama 17 hari mengandung unsur teori dengan bobot 60% dan unsur praktek dengan bobot 40 %. Untuk teori dilaksanakan di FakultasTehnik UGM selama 10 hari dilanjutkan dengan paktek 6 hari di Kasongan dan 1 hari cara pemasaran di Hotel Santika. Dari pelatihan tersebut mampu menambah 16 % kemampuan skill (KSA) peserta.

Jumlah peserta 20 orang merupakan perwakilan dari dua daerah pusat industri gerabah yang terdiri dari 10 tenaga pengrajin dari Kasongan Kasihan, 7 orang tenaga pengrajin dari Kecamatan Pundong dan 3 orang tenaga tehnis dari Kasongan.

Kepala Disperindagkop Bantul Drs. Yahya dalam sambutan penutupan mengatakan sangat berterima kasih atas`perhatian dari pihak ketiga yang peduli dengan para pengrajin. Program tersebut sangat dibutuhkan untuk mengembangkan desain-desain baru sehingga mampu bersaing dengan produk-produk sejenis dari tempat lain. Harapannya dengan dua puluh pengrajin yang telah mendapat ilmu mampu menyebarkan ke seluruh masyarakat yang membutuhkan.

Dekan Fakultas Tehnik Mesin dan Industri UGM Ir. Alfa Dwi Tantowi, Msc mengatakan setelah mengikuti pelatihan seharusnya segera bergerak memprakekkan. Jangan sampai ilmu yang didapat disimpan dulu dan tetap kembali seperti semula yang akhirnya terlupakan, biaya besar yang telah dikeluarkan akhirnya hanya mubadzir.

Kondisi saat ini dengan krisis yang melanda semua negara, telah menggonjangkan hampir semua sektor usaha. Semua industri paling banyak terkena imbasnya dan mengalami penurunan omsetnya yang rata-rata tinggal 50 % bahkan ada yang dibawahnya, maka dari itu untuk bangkit dari keterpurukan harus jeli membuat inovasi dan desain serta menggarap pasar baru baik luar negeri maupun dalam negeri.

Salah satu peserta pelatihan Agus mewakili teman-temannya mengatakan setelah pelatihan ditutup dan menerima sertifikat program kerjasama tetap terus berjalan. Bila ada hal baru yang bersifat pengembangan bagi pengrajin untuk diberi informasi, kalau perlu dibuat jalur informasi langsung lewat tehnologi internet. Disamping itu harapannya kegiatan tersebut tetap berkelanjutan baik yang pernah ikut pelatihan maupun belum terutama pengrajin-pengrajin baru baik dalam tehnis desain, pengolahan bahan sampai pemasaran. (Mwd)