Di tempat tersebut seluruh siswa diajari secara teori dan praktek dengan alat yang biasa digunakan oleh pengrajin baik yang sederhana maupun yang modern. Proses pembuatan kerajina gerabah mulai dari bahan dasar atau mentah dengan ciri-ciri yang memenuhi syarat, proses penggilingan, membuat desain, tempat pengeringan baik yang alami maupun open sampai pembakaran semua dipraktekkan dengan alat, hanya pembakaran yang tidak dipraktekkan karena harus menunggu kering dulu.
Kepala Sekolah SD N I Terong Kamsi mengatakan kegiatan tersebut baru pertama kali diadakan dan diharapkan tiap tahun akan diadakan program semacam itu. Selain ke pusat keramik siswa juga akan diajak ke masjid kebanggaan masyarakat Bantul yaitu Masjid Agung Manunggal yang di depannya ada gentong raksasa yang pernah masuk Musium Rekor Indonesia (MURI) pada acara Bantul Eskpo, selanjutnya akan diajak ke kolam renang Tirto Taman Sari
Tujuan dari program tersebut menurut Kamsi yang didampingi Ponidi, SPd. selaku guru kelas 5, untuk mengenalkan kekayaan dan potensi Kabupaten Bantul pada anak-anak baik berupa tempat wisata, kerajinan, kebudayaan dan lain sebagainya.
Kabid Perindustrian Disperindagkop Kabupaten Bantul Drs. Walkodri, Msi yang menerima sekaligus ikut mendampingi kunjungan tersebut sangat mendukung dan senang dengan kegiatan positip tersebut. Di Kasongan ada sekitar 582 pengrajin yang tersebar di tiap-tiap rumah, sehingga sehabis belajar di UPT Kasongan bisa langsung melihat berbagai desain yang dibuat masyarakat. Anak sekarang memang sebaiknya diajak wisata yang lebih bermanfaat dan mendidik disamping rekreasi.
Liburan yang diisi dengan kunjungan ke sentra industri atau kerajinan lain akan mengenalkan anak pada dunia usaha disamping juga bisa belajar secara langsung. Dari situ anak akan dapat dua manfaat disatu sisi hiburan dan disisi lain menambah ilmu pengetahuan.
Siswa yang belajar disitu hanya dipungut biaya sekedarnya untuk pengadaan bahan dan memberi sekedar ongkos instruktur yang memang dari pihak swasta. Dan hasil karya anak bila dikehendaki setelah jadi akan dikirim ke yang bersangkutan untuk kenang-kenangan.
Walkodri menambahkan tiap bulan tidak kurang dari 60 rombongan baik dari sekolah maupun masyarakat umum yang ingin belajar praktek. Disperindagkop selalu terbuka untuk memfasilitasi dan pihak kantor tidak mensyaratkan apa-apa hanya pemberitahuan. Keuntungan dengan belajar di UPT Kasongan dari pada di tempat pengrajin, alat-alatnya lebih komplit dari yang sederhana sampai yang modern. Ada yang kecil ada yang besar. (Mwd)