Hal diatas disampaikan oleh Deputi Pengembamgan SDM Kementrian Koperasi dan UKM RI Neddy Rafinaldy Halim didepan peserta Diklat Manajemen Usaha Bagi Usaha Mikro Produktif di DIY di Hotel Brongto Yogyakarta, Rabu ( 27/5). "Sebetulnya di Bantul ini butuh 100 orang pengrajin bola sepak,dengan asumsi setiap orang perhari dapat memproduksi bola sekitar enam buah, jadi seratus orang dalam sebulan diharapkan dapat memproduksi sebanyak 600 s.d 1.000 buah bola sepak. Karena saat ini banyak negara-negara pecinta bola sepak terutama Timur Tengah dan Afrika Selatan beralih ke Indonesia untuk memesan bola sepak. Hal ini harus kita tangkap dengan cepat sebagai peluang bagus agar dapat meningkatkan kepercayaan negara lain terhadap Indonesia, juga merupakan peluang untuk menampung tenaga kerja kita.". terang Neddy.
Setelah selesai pelatihan ini diharapkan para peserta untuk dapat segera menjadikan dirinya sebagai pengajin atau pengusaha bola sepak. Dan diharapkan untuk segera membentuk koperasi pengrajin bola sepak sebagai penguat modal usaha para anggotanya dan Depkop dan UKM akan menfasilitasi.
Sementara Deputi Kewirausahaan dan Industrialisasi Keolahragaan Kemeneg. Pora RI Ir. H. Sudrajat M Rasyid MM mengatakan dengan dilaksanakannya program tersebut, diharapkan para peserta diklat diharap mengikuti pelatihan dengan serius, karena kerajinan ini merupakan kerajinan yang spesifik dan diharapkan mereka nantinya akan menjadi pengusaha bola sepak pemula yang berkeinginan kuat untuk maju dan berkembang. "Kami harap para stakeholder yang terlibat untuk mendukung sepenuhnya kegiatan ini, sehingga nantinya Indonesia khususnya Bantul dapat dipercaya oleh negara-negara peminat bola sepak". kata Sudrajat M Rasyid.
Hadir pula dalam acara tersebut Wakil Bupati Bantul, Dinas Koperasi dan Perdagangan Propinsi DIY serta perwakilan dinas terkait. Disela-sela acara ramah tamah
Sudrajat M Rasyid mengatakan kepada Wabub Bantul Drs. Sumarno PRS bahwa kedepan kemungkinan besar terkait dengan dijadikannya Bantul sebagai sentra industri bola sepak, maka akan didirikan SMK peralatan olah raga di Bantul. Hal tersebut disambut dengan sangat positif oleh Wabub Bantul.
Sementara menurut laporan panitia penyelenggara Kabid Koperasi Dinas Perindagkop Bantul Ir. H Abdullah Ghazali mengatakan bahwa diklat ini merupaka hasil kerjasama antara Departemen Koperasi dan UKM, Kementrian Negara Pemuda dan Olah Raga serta Pemkab Bantul. Sedangkan Diklat diikuti oleh 75 peserta se Kabupaten Bantul yang akan berlangsung dari tanggal 27 s.d 31 Mei 2009 (5 hari), di Hotel Brongto dan Hotel Bintang Fajar Yogyakarta. Program terlaksana sebagai upaya pemulihan ekonomi pasca gempa. (Sit)