•  26 Februari 2009
  •    
  •  995
Pameran Batik Wijirejo, tandai Kebangkitan Industri Batik di Bantul
Pameran Batik yang dilaksanakan tingkat kecamatan Pandak, diprakarsai oleh para pengusaha batik yang ada di wilayah Desa Wijirejo Pandak ini menandai kebangkitan industri batik di Bantul.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul Drs H Yahya, saat membuka pameran batik di Balai Desa Wijirejo kecamatan Pandak, Selasa (24/2). Untuk mendukung keberadaan dan kelangsungan industri batik, Yahya menghimbau kepada aparat desa dan PNS untuk mengenakan batik pada setiap hari Jum'at dan Sabtu. "Kami menghimbau kepada para aparat desa dan PNS dilingkungan Pemkab. Bantul untuk mengenakan pakaian batik setiap Jum'at dan Sabtu. Hal ini sesuai dengan instruksi Bupati Bantul yang bertujuan untuk melestarikan batik serta mengangkat kembali sentra industri batik di Yogyakarta ksususnya di Kabupaten Bantul." ungkapnya.

Hadir pula pada acara tersebut, Muspika kecamatan Pandak, anggota komisi C DPRD Kab. Bantul dan tamu undangan lainnya. Dalam sambutannya Lurah Desa Wijirejo H Cipto Widodo mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten Bantul dapat memberikan wadah berupa showroom produk batik dari para pengrajin yang ada di Bantul khususnya dari Wijirejo sebagai sarana pemasarannya.

Sementara menurut laporan ketua panitia, Mardi Yuwono mengatakan bahwa tujuan pameran ini adalah ingin mengangkat dan melestarikan keberadaan produk batik desa Wijirejo yang saat ini cukup terkenal di wilayah DIY dan sekitarnya dengan nama Batik Wijirejo.

Dikataka pula oleh Mardi Yuwono, Pameran diikuti oleh sepuluh stand terdiri dari 9 stand batik dan 1 stand open roti, berlangsung selama dua hari, tanggal 24 Pebruari s.d 25 Pebruari 2009.

Salah satu tokoh pegrajin batik desa wijirejo yang sampai sekarang masih eksis, Harto Topo (57), sebelum terjadi gempa bumi 27 Mei 2006, di Desa Wijirejo terdapat 34 pengrajin batik, namun saat ini hanya tinggal 13 pengrajin. Para pengrajin ini dapat menampung tenaga kerja sekitar 450 orang yang semuanya berasal dari wilayah desa Wijirejo. Sedangkan Suyamto (47) salah satu peserta pameran yang mewakili harapan para pengrajin batik, mengharapkan bahwa pemerintah lewat Dinas Perindagkop Bantul dapat memberikan pinjaman lunak. " Kami sangat mengharapkan adanya bantuan dengan bunga lunak dari Pemerintah demi kelangsungan dan keberadaan usaha kami terutama dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk." harapnya. (sit)