•  14 Februari 2009
  •    
  •  485
UNTUK MENGASAH DAN MENDEWASAKAN JIWA ANAK, Pemerintah Kabupaten Bantul Bekerjasama Dengan Lembaga Rumah Dongeng
Untuk mengembalikan jati diri bangsa yang berbudaya luhur, menghargai orang tua, pahlawan dan berjiwa nasionalis Pemkab Bantul bekerja sama dengan Lembaga Rumah Dongeng Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Bantul merasa bahwa generasi muda sekarang sudah banyak yang berprilaku jauh dari budaya leluhur. Hal tersebut disampaikan Kasi Kurikulum Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Dasar Subiyanti, MPS. Pada acara Dongeng bersama Kak Wes. Sabtu (14/2) di Pendopo Parasamya Kabaupaten Bantul.

Lebih lanjut dikatakan program tersebut direncanakan tiap bulan sekali dengan mngundang 100 anak yang berprestasi dan 100 guru pendamping dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Tiap Kecamatan diundang 6 anak dan 6 guru keculai Kecamatan Pajangan dan Srandakan hanya 5 anak dan 5 guru. Pelaksanaan program tersebut dimulai bulan Pebruari 2009 untuk Sekolah Dasar dilanjutkan bulan Maret untuk TK, bulan April untuk SMP dan Mei untuk SMA. Untuk bulan Pebruari ini diundang 100 sekolah dari 378 SD se Kabupaten Bantul sementara sisanya masih dalam pemikiran. Selesai acara dongeng guru pendamping dialog dengan Kak Wes untuk membuat format cerita yang menarik, berbobot dan disukai anak, sementara anak dipersilahkan melukis, mengarang cerita atau menuliskan kembali dongeng yang baru saja didengarkan.

Harapan dari program dongeng untuk anak tersebut, jiwa anak digugah dengan cerita yang diambil dari lingkungan sendiri sehingga anak lebih mudah menangkap dan mau untuk meniru dalam kehidupan sehari-hari. Karena cerita dalam televisi kebanyakan hanya hiburan namun kurang berbobot untuk mengajak anak mengambil hikmah dari isinya.

Kak Wes yang selama ini dikenal sebagai pendongeng nasional pada acara tersebut menceritakan tentang anak yang ditinggal orang tuanya merantau ke luar negeri dan di asuh kakeknya yang sudah tua. Karena kakeknya orang yang cukup bijak dan memberi didikan dengan disiplin menjadikan anak tidak cengeng dan bermanja-manja. Dalam cerita tersebut anak yang dikasih nama si Gombleh yang dulunya pemalas, manja, suka menangis dalam asuhan kakeknya yang memberi tanggungjawab setiap hari, memberi dorongan dan kepercayaan akhirnya jadi anak yang mandiri, bertanggungjawab, kretarif dan berperstasi. (Mwd)