Ketua Panitia Supriyanto, SE dalam laporannya mengatakan upacara tradisi saparan dusun Gunting Gilangharjo sudah rutin digelar setiap tahun pada jumat pon bulan sapar secara sederhana. Namun untuk tahun ini dibuat lebih besar karena bertepatan dengan peresmian Padepoakan Sendang Plempoh. Nantinya padepokan akan digunakan untuk beragam kegiatan warga dalam berbagai bidang termasuk seni budaya.
Menurut Lurah Desa Gilangharjo Ir. Aan Sumarno upacara saparan merupakan wujud ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas berkah dan karunianya kepada warga Gilangharjo. Dengan rejeki yang diberikan warga berharap lewat tradisi saparan bisa dinikmati bersama warga lain dan kegiatan tersebut bisa menjadi obyek menarik wisatawan dalam mendukung Gilangharjo sebagai rintisan desa wisata.
Sebelum kenduri telah diadakan acara malam tirakatan, Kamis (29/1) malam dilanjutkan dengan kenduri baritan pada hari berikutnya. Sebelum kenduri ada arak-arakan uborampe sedekah yang dikawal dengan iring-iringan kesenian di dusun Gunting sekitarnya dari masjid ke Padepokan Sendang Plempoh. Begitu sampai di padepokan uborampe kenduri yang juga ada ingkung dan ubarampe rosulan didoakan tokoh agama Kyai Muhari kemudian dimakan beramai-beramai (kebul bujono) oleh yang hadir.
Upacara selesai dilanjutkan menanam pohon mangga dan kepuh oleh Wakib Bupati Bantul Drs. Sumarno Prs didampingi Damardjati Supajar dan Ketua Tim Penggerak PKK Bantul sebagai simbol cikal bakal nama Plempuh. (mwd)