•  22 Januari 2009
  •    
  •  578
KETUA DEKRANASDA PROP. DIY GKR HEMAS, Kunjungi Sentra Industri Kecil di Kabupaten Bantul
Ketua Dekranasda Prop. DIY GKR Hemas beserta rombongan kunjungi sentra industri kecil (IK) di Sentra Batik Cengekahan Wukirsari Imogiri Bantul dan sentra Perak Kompak Silver karangwuni Blawong Trimulyo Jetis. Sementara sebelumnya Sentra Industri Kecil (IK) Kipas Bambu Mas Panji Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul, dikunjungi Ketua Dekranasda Kabupaten Bantul Hj. Ida Idham Samawi

Kepala Desa Wukir Sari Bayu Buntoro mengatakan di wilayah kerjanya ada beberapa kerajinan diantaranya tatah sungging berupa wayang dan cindera mata lainnya, anyaman bambu dan batik. Industri batik yang merupakan kerajinan turun temurun sampai saat ini masih banyak digeluti kaum perempuan dan ibu-ibu rumah tangga. Hal tersebut tak lepas dari posisi wilayah yang menyatu dengan komplek makam raja-raja. Di Desa Wukir Sari terutama di tiga dusun yang dihuni 800 KK masih eksis dengan batik tulisnya yaitu Cengkehan, Giriloyo dan Karang Kulon. Di wilayah tersebut telah terbentuk 10 kelompok yang mempunyai anggota antara 10 sampai dengan 100 orang. Dengan kunjungan dan perhatian dari Dekranasda Prop. DIY maupun Bantul diharapkan mampu memberi semangat dan spirit dalam melestarikan budaya.

Hal tersebut disampaikan saat menerima kujungan Ketua Dekranasda Prop. DIY beserta rombongan. Hadir pula dalam acara itu Ketua Dekranasda Bantul Hj. Ida Idham Samawi didampingi Kadinas Perindagkop H Yahya, Kadinas Periwisata Drs. Suyoto HS Msi. MMA. Serta pengrajin setempat.

Ketua Dekranasda Prop. DIY mengharapkan batik yang selama ini identik dengan budaya nusantara dan banyak dipakai dikeluarga kraton harus tetap dilestarikan. Pakaian batik sekarang sudah merupakan masyarakat dari kelas bawah sampai berduit. Dekranasda sebagai lembaga yang konsen terhadap industri kecil sangat peduli dengan semua kerajinan masyarakat. Baik dalam hal pengadaan bahan, sarana promosi maupun pemasaran. Untuk itu segala keluhan dan kesulitan mohon untuk dilaporkan dan bicarakan ke dekranasda tingkat kabupaten.

Agus salah satu pengrajin mengeluhkan secara promosi batik tulis Imogiri telah cukup dikenal di luas baik wilayah Yogyakarta maupun luar, namun akses jalan masuk yang kecil dan kurang terawat sangat menyulitkan transportasi pengunjung. Pernah ada pengunjung naik bus yang sebenarnya ingin melihat langsung namun karena terkendala jalan akhirnya batal.

Nur ahmad mohon ada show room di lokasi gazebo batik untuk dipakai 10 kelompok pengrajin mengingat lokasi tersebut cukup luas dan parkir tersedia. Juga bantuan penanganan limbah baik lilin maupun malam yang tidak terpakai bisa didaur ulang. (Mwd)