•  14 Mei 2008
  •    
  •  1101
Insentif Dukuh di Kabupaten Bantul Tahun Ini Akan Dinaikan
Insentif untuk para Kepala Dusun (Dukuh) di Kabupaten Bantul mulai tahun 2008 ini akan dinaikan. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Bantul Drs. HM. Idham Samawi sewaktu menyampaikan pembinaan kepada para dukuh se Kabupaten Bantul pada HUT ke-II Paguyuban Dukuh (PANDU) Kab. Bantul di Pendopo Parasamya, Senin (12/5).

"Kami menyadari bahwa dukuh merupakan ujung tombak keberhasilan pelaksanaan program pemerintah yang menyentuh semua wilayah Kabupaten Bantul serta menyentuh semua rakyat Bantul, karena dukuh adalah yang mempunyai itu semua, sehingga peranannya yang amat strategis tersebut perlu mendapatkan imbalan yang layak." ujar HM. Idham Samawi.

Insentif untuk 933 dukuh se Bantul yang dianggarkan dalam APBD tahun 2008 masih terlalu sedikit yaitu sebesar Rp. 2 miliar untuk 1 tahun. "Dari dana insentif sebesar Rp. 2 miliar untuk 1 tahun tersebut akan kami berikan untuk 8 bulan saja, sedangkan yang 4 bulan lagi akan ditambahkan lewat anggaran perubahan tahun 2008 nanti." tambah Bupati.

Sementara menurut Ketua Pandu Kabupaten Bantul, Sulistyo, SH mengatakan saat ini dukuh dihadapkan pada masalah masih rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Dari 933 dukuh se Bantul, 50 persen masih berpendidikan Sekolah Dasar (SD), sedangkan 40 persen berpendidikan SMP dan SMA serta hanya 10 persen mengenyam pendidikan tinggi.

"Yang menjadi masalah kami saat ini adalah masih rendahnya SDM yang dimiliki sehingga perlu ada peningkatan. Caranya bisa dengan mengikutkan pada sistem kejar paket atau pelatihan skill diluar pendidikan formal." kata Sulistyo.

Ditambahkan oleh Sulistyo, bahwa untuk meningkatankan skill diluar pendidikan formal membutuhkan dana. Hal tersebut sudah disampaikan kepada Bupati dan mendapatkan sambutan positik untuk dianggarkan dalam APBD. Selain masalah tersebut adalah minimnya kesejahteraan. Maka demi dapat menutupi kebutuhan hidup keluarganya, ada beberapa dari mereka yang nyambi sebagai tukang ojek, tukang pijat, sopir taksi dan sebagainya yang berujung pada kurang maksimalnya pelayanan kepada masyarakat. Sehingga para dukuh selain berperan sebagai ujung tombak juga menjadi ujung tombok dalam mengemban tugas sebagai pelayan masyarakat. (Siti)