•  29 November 2007
  •    
  •  1127
Pelatihan EWS V, Pengembangan Kapasitas Masyarakat Daerah
Pelatihan V-Early Warning System ( EWS ) atau sistem peringatan dini tsunami untuk wilayah percontohan selatan Jawa bagi pengembangan kapasitas masyarakat daerah diikuti 40 orang anggota Satlak dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen yang diselenggarakan GTZ dari Jerman bekerjasama dengan pemerintah Indonesia berlangsung di Wisma Nugroho, Prawirotaman, Yogyakarta pada hari Rabu dan Kamis (28-29/11).

Pelatihan EWS-V tersebut menurut konsultan GTZ Michael Hoppe sebelumnya telah dilaksanakan di Kabupaten Cilacap dua kali, di Kabupaten Kebumen satu kali dan di Kabupaten Bantul untuk yang kedua kali dengan materi pelatihan meliputi pembuatan dasar, pemetaan, perkembangan rantai peringatan nasional-daerah, metodologi yang dipakai dengan metoda penyajian melalui paparan, kerja kelompok serta tanya jawab.

Bupati Bantul dalam sambutan tertulis saat membuka acara pelatihan yang dibacakan Asisten Tata Praja Sukardiyono, SH mengatakan bahwa wilayah negara kesataun RI memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana baik disebabkan faktor alam, non alam maupun manusia yang bisa menyebabkan korban jiwa, kerusakan harta benda serta dampak psikologis termasuk Kabupaten Bantul, Cilacap dan Kebumen yang berada di pantai Selatan Pulau Jawa.

Karena itu perlu adanya persamaan persepsi guna kesiapsiagaan secara bersama-sama dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana termasuk didalamnya bencana tsunami sebagai salah satu upaya untuk mengurangi resiko bencana atau mitigasi, karena disadari bahwa kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana belum dianggap sebagai kebutuhan. "Sehingga pelatihan ini sangat penting dan strategis,“ tegasnya.

Sementara itu Kepala Kantor Kesbang Linmas Kabupaten Bantul Jundan, SH dalam laporan penyelenggaraanya mengatakan, pelatihan EWS kejasama dengan GTZ diharapkan tidak sebatas pada tataran teori saja namun merupakan titik awal untuk memulai kegiatan lain yang berhubungan kebencanaan secara umum mengingat wilayah selatan Pulau Jawa masuk dlaam wilayah rawan bencana alam gempa bumi dan tsunami. (bn)