•  24 Maret 2008
  •    
  •  838
WAKIL BUPATI BANTUL PANEN RAYA PADI "Kerjasama PT Nasa dan Kelompok Tani Mandingan"
Pertanian yang merupakan sumber perekonomian sebagian besar masyarakat Bantul dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan. Disamping kuantitas dan kualitas pertanian yang kurang memadai juga harga gabah yang cenderung anjlok harganya saat panen tiba. Hal tersbut disampaikan Wakil Bupati Bantul Drs. Sumarno. Prs. Pada acara panen raya padi untuk penangkaran bibit padi jenis IR 64 di bulak dusun Mandingan, Ringinharjo Bantul, beberapa waktu lalu.

Hadir dalam acara tersebut Ka. Dinas Pertanian dan Kehutanan, Kantor Humas dan Informasi, Camat dan Lurah Se Kecamatan Bantul, Direktur PT Nasa.

Lebih lanjut dikatakan pasca gempa bumi masyarakat Bantul tetap bersemangat dalam bekerja hal ini bisa dilihat dari kegiatan panen raya yang di lakukan oleh masyarakat petani di bebagai tempat.

Sementara itu Suharjo selaku ketua kelompok tani Dusun Mandingan Ringginharjo Bantul dalam laporannya mengatakan untuk musim tanam 2007/2008 Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul bekerja sama dengan PT Natural Nusantara mempercayakan penangkaran benih untuk mendukung kabupatn Bantul sebagai pusat pembenihan kepada Kelompok Tani Dusun Mandingan Ringinharjo Bantul. Hal ini terkait dengan tingginya harga jual gabah kering panen (GKP) untuk bibit padi, sehingga membuat kelompok tani antusias menanamnya. Selain harga bibit padi juga memiliki jaminan pasar karena langsung dibeli oleh Pemerintah Kabupaten Bantul.

Dengan dukungan dari PT Nasa yang memproduksi pupuk organik dengan penerapan tehnologi produksi mampu meningkatkan produktivitas. Dari 79 Kw/ Ha menjadi 94,8 kw/ha gabah kering pungut, sehingga ada selisih hasil 15,8 kw/ha. Sementara harga gabah konsumsi saat ini hanya Rp. 1.850,-/kg. dan gabah bibit mencapai Rp. 2.350,-/kg. Dengan selisih harga yang cukup jauh ditambah selisih produktivitas membuat petani semangat menanam bibit. Bila dikalkulasi dalam 1 hektar akan biaya produksi Rp. 5.075.000,- (lima juta tuju puluh lima ribu rupiah) dan hasil yang dicapai Rp. 20.445.000,- (Dua puluh juta empat ratus empat puluh lima ribu rupiah) jadi ada keuntungan Rp. 15.370.000,- (lima belas juta tiga ratus tuju puluh ribu rupiah)

Dibulak Mandingan ditanam 10 hektar padi bibit IR 64 dengan dengan biaya produksi pinjaman dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul sebesar Rp. 2,3 juta dengan perhitungan pinjaman dikembalikan dengan memotong uang hasil panen, sehingga semua hasil panen saat ini dibeli oleh dinas.

Budi Santoso dari balai benih pembantu borongan Bantul mengatakan benih padi yang sudah dipanen petani selanjutnya diproses selama 40 hari. Bila sudah siap benih tersebut dijual kembali seharga Rp. 4.500,-/kg. Luas total penangkaran bibit padi IR 64 di Bantul mencapai 70 hektar. Dalam musim tanam selanjutnya penangkaran bibit akan diperluas jadi 136 hektar. Tujuanya untuk mendongkrak produksi bibit lokal dan mengurangi ketergantungan dengan bibit dari daerah luar. (mwr)