•  15 Maret 2008
  •    
  •  910
Camat, Lurah sampai Dukuh di Bantul Siap Mengantar Ibu Hamil Resiko Tinggi ke RSU
Para camat, lurah sampai kepala dusun atau dukuh di Wilayah Kabupaten Bantul senantiasa siap siaga dengan tenaga, pikiran dan mobil dinasnya bila di wilayahnya terdapat ibu hamil yang sudah saatnya melahirkan, terutama ibu hamil resiko tinggi (Bumil Resti). Hal ini juga dalam rangka menggerakan ambulance desa. Karena Bumil Resti memerlukan penanganan medis dengan segera.

Bupati Bantul menekankan kepada semua camat, lurah, dukuh dan TP. PKK-nya harus mengetahui dan tanggap segala hal yang terjadi di wilayahnya bekerjasama dengan puskesmas setempat, khususnya adanya bumil dan bumilresti. Apabila ada bumil yang memerlukan pertolongan tim dapat segera mengambil tindakan, jika bumil dari keluarga miskin (GAKIN) langsung dibawa ke RS. P. Senopati yang dapat memanfaatkan kartu Gakinnya. Namun jika dari keluarga biasa dapat diantar ke RS maupun ke tempat atau sarana kesehatan lainnya yang diinginkan.

Apalagi jika terdapat bumilresti yang memerlukan pertolongan atau mau melahirkan petugas puskesmas maupun tim ambulance desa dengan sigap segera membawa ke rumah sakit P. Senopati atau sarana kesehatan yang lainnya, agar ibu dan bayinya dapat terselamatkan. Begitu pula RS. P. Senopati selalu siap melayani, apabila perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar seperti RS Sarjito atau rumah sakit lainnya akan ditindaklanjuti dengan segera.

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Administrasi Kabupaten Bantul Bejo Utomo, SH pada Rapat Khusus Bidang Kesehatan dengan Kepala Dinas Kesehatan beserta jajarannya di Ruang Rapat Asisten, Kamis (13/3). Hal ini terkait dengan program pemerintah dibidang pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat.

Bejo Utomo mencontohkan bahwa pada beberapa waktu lalu camat Bantul Drs. Sekendro dan istri dengan mobil dinasnya dari jam 04.30 pagi mengantarkan warga Bumilresti ke rumah sakit P. Senopati Bantul, agar segera mendapat pertolongan demi keselamatan ibu dan bayinya. Begitu juga camat Kasihan, dan camat Bambanglipuro, lurah Trimulyo Jetis beserta istri juga pernah melakukan hal serupa. Bahkan dari para pejabat dan pamong tersebut sebelum maupun sesudah bumilresti bersangkutan melahirkan, tidak lupa ngaruhke keadaan ibu dan bayinya.

Hal tersebut merupakan wujud perhatian dari Bupati Bantul beserta jajaran sampai pamong desa dan dusun, karena Pemkab. Bantul telah mempunyai komitmen bersama dalam memperhatikan kesehatan masyarakat khususnya kepada Bumil dan Bumilresti.

Sementara dr Siti Noor Zaenab, M. Kes mengatakan, perhatian pemerintah khususnya terhadap bumil diantaranya pemeriksaan gratis di Puskesmas selama hamil minimal 7 kali dan pemberian tambahan vitamin dan gizi kepada bumil. Hal tersebut terkait dengan program pembangunan generasi Bantul yang akan datang yang sehat dan cerdas. "Setiap desa yang terdapat bumil maupun bumil resti, rumahnya ditempel stiker P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), yang memudahkan warga sekitar dan tim pemantau mengetahui serta sewaktu-waktu siap melakukan tindakan pertolongan yang diperlukan," katanya.

"Saat ini di 75 desa se Bantul telah dibentuk kelompok donor darah tingkat desa yang organisasinya dikelola oleh Gerakan Remaja Sayang Ibu (GEMAS) dengan kontak personnya masing-masing. Dimana setiap kelompok telah mempunyai data dari warga yang dapat menyumbangkan darahnya untuk kepentingan masyarakat terutama bumilresti. Mereka itu merupakan donor hidup, yang setiap saat dibutuhkah dengan cepat dapat dihubungi," tambah dr. Siti Noor Zaenab. (Sit)